TUSUK SATE KLATHAK DARI BESI? SATE KLATHAK PAK PONG
"tak turuti ngantek lor ndalan"
yey! Bisa juga gw bahasa jawa, malu lah sama tempat lahir di Ngawi sana kalo sampai ga bisa bahasa Jawa. apadah?
Sesuai dengan opening gue tadi, gue jabanin sampe ke selatan jogja demi sate legendaris ini. Alhasil suami gue yang jadi korban buat nganterin bininya yang kemakan sama hasutan-hasutan dikepalanya. Setelah gue telusuri melalui google maps jalan menuju lokasi persatayan ini, alhamdulillah ketemu juga. Lo jangan heran kalo sepanjang jalan bakalan nemu banyak banget warung sate berjejer sepanjang jalan imogiri ini, hmmm apakah ini yang dinamakan "menjamur" ???
Belok menuju jalan kecil dan tidak lama ada keramaian yang menandakan kalau kita sudah sampai di lokasi persatayan ini. Gue sempet nanya ama suami gimana alur pemesanannya, dan diapun lupa katanya. Ga guna.
Pertama-tama kita masuk ke warung utama, saat itu kita ga perlu antri panjang karena hanya ada 1 pelanggan didepan kita. Sedikit ceki-ceki menu dan gak cuma hanya ada klathak sang idola, tapi juga ada sate biasa, tongseng, tengkleng, dan apalagi ya? gue lupa foto menunya. Lucunya ada produk nutrisi penurun kolesterol yang majang mini stand di samping meja tempat gue nungguin di jemput oleh mbak-mbak pramusaji. Jadi setelah lo berkolesterol ria, lo bisa selamet hanya dengan minum doi, hmmm. Setelah kita dapet Mbak Pramusaji khusus untuk rombongan kita yang cuma 2 orang ini, kita diantarkan menuju tempat berupa gubuk saung yang masih satu lokasi dengan bangunan utama, jadi kita gak harus nyebrang ke bangunan satunya sih. Agak siyok waktu mbaknya selesai menyebutkan pesanan dan bilang "mohon ditunggu satu jam ya mbak", kita melongo.
Tidak sampai satu jam lah, 30 menitan kayaknya, hidangan sudah di hantarkan ke meja kita. Pada saat itu rumah makan sate Pak Pong ini ramai pengunjung PARAH, selalu rame kayaknya. Dan karena lagi medit, alhasil gue dan suami hanya pesan 2 porsi sate, mon maap *sungkem.
Karena kita mikir cuma berdua jadi pesen porsinya ya dua dan ga nambah apa-apa. Tanpa dinyana sodara-sodara, dapetnya cuma dua tusuk untuk satu porsi, eitsss tapi jangan suram. Daging dari satenya gede, kalo lo lepas dari tusukannya, dagingnya bisa satu piring penuh. Dan gue gajadi sedih. Empuk paraaaah, gurih dan gak amis atau emmm tanpa bau prengus kambing kalo kata laki gue. Gurih lho ya, kalo manis kalian bisa pesan sate biasa dengan tusukan bambu yang pada umumnya itu. Bagi gue udah cukup manis kalo pake sambel bawang kecap ini, apalagi teknik makannya dicampur antara sambel bawang kecap, kuah soto, dan satenya (yang udah dilepas dari tusukannya yah). Oiya kuah soto kuning ini ada rasa kencurnya, dan rempahnya berasa banget.
Kalau kata laki gue, tusukan besi ini bisa membuat dagingnya matang merata. Gue gak habis pikir, potongan besar-besar, daging kambing pula, bisa seempuk itu. Insyaa Allah gue besok kemari lagi, icip-icip menu lainnya ya.
Jangan lupa mampir ke Sate Klathak Pak Pong kalau kalian berkesempatan liburan di Yogyakarta. Sadar Liburan? Mampir Yogyakarta yoook!
Komentar
Posting Komentar